kerangka pemikiran
Pada konsep destination branding terdapat proses untuk membangun destination branding model, supaya destination branding menjadi sukses, Graham Hankinson (2009) berpendapat bahwa, destination brand harus berhubungan dengan komunikasi image dan membuat nilai brand menjadi kenyataan.
Untuk membuat destination branding diperlukan elemen-elemen dalam perspektif stakeholder dan wisatawan yang membentuk suatu branding. Dalam proses tersebut, perlu diidentifikasi dan dianalisis elemen pembentuk Brand Identity dan Brand Knowledge.
Setelah teridentifikasinya dua elemen utama baik Brand Identity dan Brand Knowledge, proses berikutnya adalah melakukan analisis identifying perspective, penyesuaian nilai berupa asosiasi destinasi dibenak wisatawan dengan memaksimalkan posisi brand. Dilanjutkan dengan melakukan analisis differentiating perspective, membandingkan destinasi antara tiga pintu masuk yang menuju Danau Toba.
Hasil analisis yang diperoleh dari brand identity dan brand knowledge adalah adanya dominasi atau tidaknya, tinggi atau rendahnya, kuat atau lemahnya, dan berhubungan atau tidaknya.
Untuk membuat destination branding diperlukan elemen-elemen dalam perspektif stakeholder dan wisatawan yang membentuk suatu branding. Dalam proses tersebut, perlu diidentifikasi dan dianalisis elemen pembentuk Brand Identity dan Brand Knowledge.
Setelah teridentifikasinya dua elemen utama baik Brand Identity dan Brand Knowledge, proses berikutnya adalah melakukan analisis identifying perspective, penyesuaian nilai berupa asosiasi destinasi dibenak wisatawan dengan memaksimalkan posisi brand. Dilanjutkan dengan melakukan analisis differentiating perspective, membandingkan destinasi antara tiga pintu masuk yang menuju Danau Toba.
Hasil analisis yang diperoleh dari brand identity dan brand knowledge adalah adanya dominasi atau tidaknya, tinggi atau rendahnya, kuat atau lemahnya, dan berhubungan atau tidaknya.