brand logo/symbol
Berdasarkan grafik diatas, diketahui bahwa terdapat enam brand logo yang disarankan oleh stakeholder yaitu terdiri dari Danau Toba, Rumah Adat, Solu Bolon, Ulos, Gorga, Tiga Warna Batak. Berikut adalah analisis brand logo yang terdapat dalam grafik diatas :
Didukung oleh tinjauan pusatak tentang brand logo yang Merupakan elemen dasar dalam menggambarkan destinasi, seperti pemandangan, monumen, atau tradisi setempat. Brand logo ini dapat menjadi suatu ciri atau membedakan nilai suatu destinasi dengan destinasi lain sebagai perbandingan maupun persaingan. (Keller, 2003).
- Danau Toba : Danau toba merupakan daya tarik utama wisata di kawasan ini. Pernyataan oleh stakeholder ditargetkan bahwa wisatawan yang mengunjungi Danau Toba sebagai daya tarik wisata utama. Stakeholder pun menyadari bahwa Danau Toba-lah yang menjadi primadona pariwisata sehingga pemerintah daerah sudah mulai memprioritaskan Danau Toba dalam RIPPARDA. Terlihat bahwa Danau Toba juga dijadikan sebagai background dalam media promosi “Festival Danau Toba” dari tahun 2013 hingga 2016. Hal ini menunjukkan bahwa Danau Toba diyakini sebagai ikon yang mendominasi sebagai brand logo.
- Ulos: Ulos merupakan simbol yang disakralkan oleh masyarakat batak dalam upacara adat suku batak. Ulos juga terdapat pada media promosi “Festival Danau Toba” tahun 2015 dan tahun 2016. Pemerintah daerah meyakini bahwa ulos merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat Batak dalam kehidupan sehari-hari sehingga ulos dicantumkan dalam brosur pariwisata, RIPPARDA, dan booklet informasi pariwisata. Tim Basic Reseacrh menilai bahwa ulos memiliki nilai yang kuat dalam pembentukan brand logo kawasan Danau Toba.
- Rumah Bolon: Rumah bolon merupakan rumah adat khas masyarakat batak yang dahulunya
hanya dimiliki para raja. Namun sekarang rumah bolon sudah mulai banyak dimiliki warga (gambar Rumah bolon ini dijadikan sebagai logo “Festival Danau Toba” dari tahun ke tahun}. Rumah bolon juga terdapat di media promosi “Festival Danau Toba” pada tahun 2015 dan tahun 2016. Rumah adat memiliki nilai yang kuat terhadap brand logo. - Tiga Warna Batak: Tiga Warna khas Suku Batak terdiri dari hitam (dunia bawah), putih (dunia atas), dan merah (bumi). Tiga warna ini dapat ditemukan dikehidupan masyarakat batak seperti dalam bendera saat upacara adat, sortali, ulos, gorga, dan sebagainya. Tiga warna khas batak ini juga digunakan dalam logo “Festival Danau Toba”. Pemerintah daerah pun mencatumkan tiga warna khas batak ini dalam RIPPARDA. Maka dari itu, tim Basic Research menilai bahwa tiga warna khas batak memiliki kekuatan dalam pembentukan brand logo.
- Gorga: Gorga merupakan ukiran atau pahatan yang biasanya terdapat pada ornamen-ornamen pada dekorasi rumah. Gorga juga terdapat pada judul cover booklet pariwisata, alat musik khas tradisional batak, ulos dan pada benda yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat batak. Tim Basic Research menilai bahwa gorga memiliki nilai yang rendah dalam membentuk brand logo.
- Solu Bolon: Meskipun sekarang sudah jarang digunakan, solu bolon tetap terdapat pada perlombaan di “Festival Danau Toba” Pada tahun 2013, ritual solu bolon menjadi pembuka acara “Festival Danau Toba 2013” (dilansir pada indovasi.or.id). Solu bolon juga terpampang pada media promosi “Festival Danau Toba” tahun 2015 dan juga tahun 2016. Namun, tim Basic Research menilai bahwa solu bolon masih bernilai rendah untuk dijadikan brand logo.
Didukung oleh tinjauan pusatak tentang brand logo yang Merupakan elemen dasar dalam menggambarkan destinasi, seperti pemandangan, monumen, atau tradisi setempat. Brand logo ini dapat menjadi suatu ciri atau membedakan nilai suatu destinasi dengan destinasi lain sebagai perbandingan maupun persaingan. (Keller, 2003).