brand awareness
Data diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada wisatawan secara personal di Kawasan Danau Toba, Provinsi Sumatera Utara dan wawancara secara online secara personal (Indepth Interview Online). Untuk berpartisipasi dalam survey ini, dilakukan pendekatan kepada wisatawan secara acak di pintu masuk menuju kawasan Danau Toba, sekitar pelabuhan , pasar, dan tepi pantai danau.
Secara umum, responden sangat tertarik dan berkeinginan untuk berpartisipasi dalam wawancara ini (85%) sedangkan untuk penolakan dalam wawancara persentasenya sedikit (hanya sekitar 15%) menggunakan retrieval hypothesis (Solomon et al., 1999), responden diinstruksikan untuk mengingat kembali tentang pengalaman mereka selama mengunjungi destinasi Danau Toba sebelum menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan.
Dengan total responden 468 wisatawan baik itu wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Dapat dilihat pada Tabel 1 ringkasan profil dari responden. Dengan persentase berdasarkan jenis kelamin sebanyak 41,88%(M) , dan 58,11% (F). Studi ini diperoleh menggunakan sebuah kuesioner dengan pertanyaan terbuka dan tertutup, dengan wawancara tatap muka di pintu masuk kawasan Danau Toba (Pelabuhan Tigaraja, Pelabuhan Ajibata, dan Bandara Silangit) Analisis wawancara tersebut dilakukan dalam satu periode: dari 3 oktober sampai 23 oktober 2016.
Subjek kajian dianalisis berdasarkan Brand Value Drivers’ yang menggambarkan Perceived Destination Brand Equity yaitu wisatawan sebagai penerima (receiver). Dapat dilihat pada gambar 1 menunjukan bahwa Responden paling unggul sebanyak 87% dari kelompok Millennials (18-34). Kemudian diikuti oleh kelompok Gen-X (35-64) sebanyak 12%, dan kelompok Baby Boomers (+65) yang hanya diperoleh sebanyak 1%.
Secara umum, responden sangat tertarik dan berkeinginan untuk berpartisipasi dalam wawancara ini (85%) sedangkan untuk penolakan dalam wawancara persentasenya sedikit (hanya sekitar 15%) menggunakan retrieval hypothesis (Solomon et al., 1999), responden diinstruksikan untuk mengingat kembali tentang pengalaman mereka selama mengunjungi destinasi Danau Toba sebelum menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan.
Dengan total responden 468 wisatawan baik itu wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Dapat dilihat pada Tabel 1 ringkasan profil dari responden. Dengan persentase berdasarkan jenis kelamin sebanyak 41,88%(M) , dan 58,11% (F). Studi ini diperoleh menggunakan sebuah kuesioner dengan pertanyaan terbuka dan tertutup, dengan wawancara tatap muka di pintu masuk kawasan Danau Toba (Pelabuhan Tigaraja, Pelabuhan Ajibata, dan Bandara Silangit) Analisis wawancara tersebut dilakukan dalam satu periode: dari 3 oktober sampai 23 oktober 2016.
Subjek kajian dianalisis berdasarkan Brand Value Drivers’ yang menggambarkan Perceived Destination Brand Equity yaitu wisatawan sebagai penerima (receiver). Dapat dilihat pada gambar 1 menunjukan bahwa Responden paling unggul sebanyak 87% dari kelompok Millennials (18-34). Kemudian diikuti oleh kelompok Gen-X (35-64) sebanyak 12%, dan kelompok Baby Boomers (+65) yang hanya diperoleh sebanyak 1%.
Dalam penellitian ini, Tim basic research mengambil sample.. responden kedalam dua kategori yaitu wisatawan mancanegara (Wisman), dan wisatawan nusantara (Wisnus). Diperoleh sebanyak 468 responden yang diwawancara oleh peneliti yang terbagi kedalam 97 responden dari wisatawan mancanegara dan 371 dari wisatawan nusantara. Melalui analisa faktor-faktor yang mempengaruhi brand knowledge antara lain: 1. Asosiasi Bebas (Free Association) yang ada di fikiran wisatawan – diekspresikan.
Melalui wawancara kepada wisatawan – digolongkan kepada tipologi dari sumber daya lokal yang memiliki hubungan,; 2. Brand Awareness, diukur dengan dua indikator: sebuah persepsi dari hasil wawancara kepada wisatawan yang mengetahui tentang destinasi sebelum melakukan perjalanan dan analisis dari tipologi dari saluran komunikasi (communication channels) melalui wisatawanyang mengetahui tentang destinasi; 3. Brand image, diukur melalui tiga indikator: nilai yang diterima oleh wisatawan yang memiliki hubungan secara spesifik dengan kejelasan tentang destinasi wisata. nilai image destinasi secara global (dua kategori: nilai yang di harapkan sebelum melakukan perjalanan dan nilai yang dirasakan selama dalam perjalanan wisata).
Melalui wawancara kepada wisatawan – digolongkan kepada tipologi dari sumber daya lokal yang memiliki hubungan,; 2. Brand Awareness, diukur dengan dua indikator: sebuah persepsi dari hasil wawancara kepada wisatawan yang mengetahui tentang destinasi sebelum melakukan perjalanan dan analisis dari tipologi dari saluran komunikasi (communication channels) melalui wisatawanyang mengetahui tentang destinasi; 3. Brand image, diukur melalui tiga indikator: nilai yang diterima oleh wisatawan yang memiliki hubungan secara spesifik dengan kejelasan tentang destinasi wisata. nilai image destinasi secara global (dua kategori: nilai yang di harapkan sebelum melakukan perjalanan dan nilai yang dirasakan selama dalam perjalanan wisata).
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa asosiasi bebas (free associations) dinyatakan melalui wawancara wisatawan menampilkan beberapa nama/DTW/tourist sites/ atau sumber daya lainnya yang disajikan dalam benak wisatawan. Hasil observasi, menunjukan bahwa Danau/The Lake menjadi nilai kekuatan Brand Knowledge yang tertinggi dengan persentase sebesar 48,93% dari total sample (12,18% dan 36,75% berturut-turut pada wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara) sedangkan yang terendah adalah People & Culture dengan persentase sebesar 10,90%. Preferensi wisatawan terhadap Danau yang luas yang terbentuk dari letusan gunung merapi menjadi jawaban utama dalam wawancara asosiasi bebas (free associations).